Telephone Icon Call Us WhatsApp Calendar Icon Book Appointment

Displasia Perkembangan Pinggul pada Bayi

developmental dysplasia of the hip

Apa itu displasia perkembangan pinggul?

Displasia perkembangan pinggul (developmental dysplasia of the hip/DDH), juga disebut dislokasi pinggul kongenital atau displasia pinggul, adalah suatu kondisi perkembangan ketika seorang anak lahir dengan sendi pinggul yang tidak stabil atau longgar.

Ketidakstabilan ini muncul karena soket pinggul lebih dangkal dibandingkan kondisi normal, serta tidak terbentuk sempurna saat lahir. Akibatnya, kepala femur (tulang paha) tidak dapat masuk dengan aman dan benar ke dalam soket pinggul.

Penyebab displasia perkembangan pinggul

Pada tahap akhir kehamilan, rahim dapat menjadi sangat sempit, sehingga kepala sendi pinggul bayi dapat bergeser dari posisi yang seharusnya. Sendi pinggul bayi yang baru lahir terdiri dari tulang rawan lunak, dan setelah bayi lahir, secara bertahap mengeras menjadi tulang.

Jika kepala femur tidak sejajar dengan soket pinggul dengan benar, ketidaksejajaran ini menyebabkan soket tidak sepenuhnya berkembang di sekitar kepala femur. Pembentukan yang tidak sempurna ini menghasilkan pembentukan soket pinggul yang dangkal, yang kemudian menyebabkan DDH.

Faktor lainnya yang dapat menyebabkan DDH yaitu:

  • Riwayat keluarga yang memiliki DDH
  • Sungsang saat persalinan
  • Berat bayi lahir besar
  • Anak pertama (kondisi rahim yang lebih ketat)

Gejala displasia perkembangan pinggul

Gejala DDH bervariasi menurut kelompok usia. Displasia perkembangan pinggul tidak menyebabkan rasa sakit pada bayi, sehingga sulit untuk disadari. Dokter dan dokter spesialis akan memeriksa pinggul semua bayi yang baru lahir dan pada saat pemeriksaan medis anak untuk mencari tanda-tanda DDH.

Orang tua mungkin akan melihat hal-hal berikut:

  • Panjang kedua kaki bayi tidak sama
  • Anak pincang saat mulai berjalan
  • Lipatan kulit yang tidak rata di bokong bayi

Bayi yang menunjukkan salah satu dari tanda-tanda di atas sebaiknya diperiksakan ke dokter untuk pemeriksaan pinggul secara menyeluruh. Deteksi dini dan penanganan DDH secara medis biasanya meningkatkan peluang pinggul bayi agar berkembang secara normal.

Perawatan untuk displasia perkembangan pinggul

Perawatan untuk DDH bergantung pada usia anak dan tingkat kerentanan pinggul.

Perawatan non-bedah

  • Kekang Pavlik: Untuk anak di bawah usia enam bulan, kekang Pavlik sering kali merupakan lini pertama pengobatan. Penyangga berbahan lembut ini menahan bagian kepala sendi dengan kuat dalam soketnya selama beberapa bulan (sekitar 3 hingga 6 bulan), sehingga membantu membentuk soket sesuai dengan bentuk kepala dan menjaga pinggul anak tetap pada posisi yang benar.

  • Bidai abduksi: Seperti kekang Pavlik, alat ini menjaga pinggul dalam posisi abduksi.

  • Gips seluruh tubuh: Pada anak yang usianya lebih besar, mungkin diperlukan gips seluruh tubuh untuk mempertahankan kesejajaran sendi pinggul yang tepat.

Pemeriksaan secara teratur sangat penting untuk memastikan bahwa kekang atau bidai terpasang dengan baik dan efektif.

Perawatan bedah

Jika metode non-bedah tidak berhasil, atau jika anak didiagnosis setelah usia enam bulan, mungkin operasi perlu dilakukan. Jenis operasi bergantung pada usia anak dan kondisi spesifik sendi pinggul.

  • Operasi reduksi tertutup: Prosedur ini dilakukan dengan anestesi umum. Pencitraan radiografi digunakan untuk memandu manipulasi pinggul agar sejajar dengan benar, tanpa membuat sayatan. Kemudian dilakukan pemasangan gips untuk menahan pinggul di tempatnya hingga tiga bulan.
  • Operasi reduksi terbuka: Juga dilakukan dengan anestesi umum, operasi ini dilakukan dengan membuat sayatan untuk mengangkat jaringan yang menghalangi kesejajaran kepala femur di dalam soket. Setelah penyejajaran, gips dipasang untuk menstabilkan sendi pinggul.

Perawatan pascaperawatan: Setelah perawatan, pemantauan rutin melalui pemeriksaan fisik dan pencitraan sangat penting untuk memastikan perkembangan pinggul yang baik dan benar. Pasien juga mungkin direkomendasikan untuk melakukan terapi fisik untuk memperkuat otot pinggul dan meningkatkan mobilitas sendi.

Picture of Dr Lam Kai Yet

Dr Lam Kai Yet

Dr Lam adalah ahli bedah ortopedi pediatrik yang berpengalaman dan ternama, yang terlibat secara aktif dalam penelitian trauma pediatrik, pemanjangan kaki, serta koreksi deformitas, cedera olahraga, dan pencetakan 3D.

Beliau berdedikasi untuk menghadirkan tingkat keahlian dan perawatan yang tinggi di bidang ortopedi pediatri yang sedang berkembang di Singapura. Dr Lam memiliki pengalaman dalam bidang keahliannya ini melalui praktiknya di KKH, serta dari kegiatan akademik di luar negeri, pelatihan khusus, dan konferensi.

Beliau percaya bahwa perawatan harus disesuaikan dengan kebutuhan individual masing-masing pasien.

Buat Janji Temu