Kaki Gada
Apa itu kaki gada?
Congenital Talipes Equinovarus (CTEV), yang sering disebut dengan istilah kaki gada atau kaki pengkor, adalah deformitas kongenital di mana salah satu atau kedua kaki terpelintir ke dalam dan ke bawah (Gbr.1), sehingga kaki terlihat menekuk ke dalam dan ke belakang.
Tingkat keparahan kaki gada dapat bervariasi, dan kondisi ini berpotensi memengaruhi otot, tulang, dan sendi kaki, serta dapat terjadi pada salah satu atau kedua kaki.
Gbr 1. Kaki gada kongenital
Terdapat dua jenis CTEV:
CTEV postural: Penyebab utamanya adalah ketidakseimbangan dan kekencangan otot. Biasanya ringan dan tidak melibatkan kelainan struktural pada tulang atau sendi.
CTEV struktural: Jenis yang lebih parah yang melibatkan tulang dan sendi kaki. Pada jenis ini, posisi kaki kaku dan tidak dapat dengan mudah disesuaikan atau digerakkan pada rentang gerak yang normal, bahkan dengan gaya eksternal.
Penyebab kaki gada
Penyebab pasti kaki gada belum sepenuhnya dipahami, tetapi dapat diakibatkan oleh kombinasi faktor genetik, lingkungan, dan mekanis.
Tanda dan gejala kaki gada
Kondisi ini biasanya terlihat jelas setelah kelahiran anak Anda. Penampilan fisik kaki dapat bervariasi.
Beberapa tanda dan gejala:
- Salah satu atau kedua kaki menghadap ke dalam
- Ketegangan pada otot betis
- Otot betis dan kaki yang menderita kaki gada mungkin berukuran lebih kecil dibandingkan yang normal
- Berkurangnya rentang gerak sendi pada kaki (untuk CTEV struktural)
Perawatan untuk kaki gada
Sebelum memulai perawatan, bayi dengan kaki gada biasanya dirujuk ke fisioterapis atau dokter spesialis yang akan melakukan penilaian menyeluruh untuk menentukan jenis dan tingkat keparahan CTEV yang memengaruhi anak Anda. Evaluasi ini akan membantu agar pendekatan pengobatan mencapai hasil terbaik.
Berikut ini adalah perawatan yang sering digunakan untuk kedua jenis kaki gada:
CTEV postural:Â Jenis ini sering kali sembuh dengan sendirinya dengan intervensi minimal. Namun, fisioterapi dapat direkomendasikan untuk membantu kondisi ini, dengan latihan peregangan dan teknik stimulasi untuk mendorong kesejajaran kaki dan perkembangan otot yang baik.
CTEV struktural:Â Pemasangan gips dan manipulasi serial dengan pembedahan minimal, jika diperlukan. Untuk deformitas yang paling parah, mungkin diperlukan operasi komprehensif untuk mengoreksi kelainan tulang dan sendi.
Penanganan dini dan konsisten sangat penting untuk mengoreksi deformitas, serta memastikan fungsi berjalan dan kaki anak berkembang dengan normal.
Metode perawatan
Kami menggunakan metode perawatan Ponseti Tujuannya adalah:
- Untuk mengoreksi deformitas sejak dini
- Untuk mengoreksi kaki agar mencapai fungsi sempurna
- Untuk mempertahankan koreksi tersebut hingga anak dewasa
- Untuk meminimalkan operasi
Lamanya perawatan mungkin memerlukan waktu minimal empat tahun, bergantung pada responsnya.
Manipulasi serial dan gips
Kaki anak Anda akan dipasang gips dari ujung kaki hingga pangkal paha untuk mengoreksi bentuk kaki secara bertahap, serta mencoba mencegah deformitas di kemudian hari.
Setelah kaki berada dalam posisi ini selama sekitar satu minggu, otot dan ligamen akan cukup meregang untuk koreksi lebih lanjut. Gips kemudian dilepas dan proses manipulasi lembut yang sama diulangi sekitar lima sampai enam kali sampai koreksi yang memadai tercapai.
Pada beberapa kasus, untuk mencapai koreksi penuh, urat tumit (tendon Achilles) dipotong (tenotomi) sebelum pemasangan gips terakhir. Dalam dua hingga tiga minggu, tendon akan menempel kembali tanpa melemah.
Gbr 2. Sepatu bot dan penyangga khusus
Gbr 3. Kaki gada sisi kanan yang telah dikoreksi sepenuhnya
pada anak berusia 15 tahun
Dr Lam Kai Yet
Dr Lam adalah ahli bedah ortopedi pediatrik yang berpengalaman dan ternama, yang terlibat secara aktif dalam penelitian trauma pediatrik, pemanjangan kaki, serta koreksi deformitas, cedera olahraga, dan pencetakan 3D.
Beliau berdedikasi untuk menghadirkan tingkat keahlian dan perawatan yang tinggi di bidang ortopedi pediatri yang sedang berkembang di Singapura. Dr Lam memiliki pengalaman dalam bidang keahliannya ini melalui praktiknya di KKH, serta dari kegiatan akademik di luar negeri, pelatihan khusus, dan konferensi.
Beliau percaya bahwa perawatan harus disesuaikan dengan kebutuhan individual masing-masing pasien.